Makalah Pengolahan Citra
IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA
UNTUK PENGENALAN RETINA
Oleh :
Jihan Avianti Wibowo
53418504
4IA03
UNIVERSITAS GUNADARMA
TEKNIK INFORMATIKA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era modern seperti ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat, terutama teknologi pada bidang teknologi informasi. Terdapat bidang-bidang yang menggunakan bantuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan kerjanya salah satunya adalah pada bidang pemindaian biometrik, dimana pemindaian biometrik ini diimplementasikan di bidang hukum.
Salah satu pemindaian biometriknya adalah pemindaian retina, dimana teknologi ini sangat berguna untuk mencegah pemalsuan identitas. Retina mengandung banyak lapisan dari jaringan sensor dan jutaan fotoreseptor yang berfungsi untuk mengubah cahaya terang menjadi impuls listrik. Retina terletak di bagian belakang mata dan tidak tersentuh oleh lingkungan luar, oleh karena itu dalam biometric retina sangat stabil.
Dalam pemindaian biometrik retina ini tentunya juga dilakukan pengolahan citra retina agar gambar yang dihasilkan dapat memenuhi kriteria yang diinginkan, salah satunya menggunakan Teknik pengolahan citra dengan Metode Sobel dan Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Diskrit. Operasi-operasi pengolahan citra yang dilakukan adalah seperti perbaikan atau memodifikasi citra untuk meningkatkan kualitas penampakan citra (retina). Oleh karena itu pengolahan citra sangat penting dilakukan dalam pemindaian biometrik retina.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengolahan citra?
2. Bagaimana penerapan pengolahan citra dalam pemindaian biometrik pada retina?
3. Bagaimana proses pengolahan citra pada identifikasi retina?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengolahan citra.
2. Untuk mengetahui penerapan pengolahan citra pada pengenalan retina.
3. Untuk mengetahui proses pengeolahan citra pad identifikasi retina.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengolahan Citra
Pengolahan citra adalah pemrosesan citra menjadi citra lain untuk tujuan tertentu, misalnya mendapatkan kualitas citra yang lebih baik. Sedangkan pengolahan citra digital adalah pemrosesan citra digital dengan melakukan operasi-operasi pemrosesan sinyal dengan menggunakan computer.
Suatu citra yang seringkali mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya:
- mengandung cacat atau derau (noise)
- warnanya terlalu kontras,
- kurang tajam
- kabur (blurring), dan sebagainya.
Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang.
Menurut Anil K Jain, umumnya, operasi-operasi pada pengolahan citra diterapkan pada citra bila:
1. Perbaikan atau memodifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung di dalam citra.
2. Elemen di dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokkan, atau diukur.
3. Sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang lain.
2.2. Biometrik
Sistem biometrik merupakan sistem yang mengacu pada pengenalan otomatis terhadap individu berdasarkan pada fisiologi dan karakteristik tingkah laku mereka. Dengan menggunakan biometrik ini dimungkinkan untuk mengkonfirmasikan atau menetapkan suatu identitas individu. Ukuran yang memadai untuk bisa dikategorikan sebagai sebuah biometrik adalah :
a. Universal / Universality : berarti bahwa tiap orang harus mempunyai karakteristik tersebut.
b. Keunikan / Distinctiveness : mengindikasikan bahwa tidak ada dua orang yang memiliki kesamaan karakteristik
c. Permanen / Permanence : karakteristik tidak banyak berubah terhadap suatu periode waktu tertentu
d. Dapat dikumpulkan / Collectability : berarti bahwa karakteristik dapat diukur secara kuantitatif
2.3. Pengenalan Retina
Pembuluh darah pada retina strukturnya sangat kaya dan sangat khas pada setiap individu dan pada masing-masing mata. Retina dianggap sebagai biometrik yang paling aman karena retina tidak mudah untuk mengubah atau meniru pembuluh darah retina. Pembacaan retina, banyak digunakan pada film-film dan instalasi militer, dan seringkali digunakan pada teknologi biometric dengan teknologi tinggi dan biaya mahal. Pembuluh darah retina juga dapat memetakan kondisi medis seperti darah tinggi.
Gambar 1 Retina Mata
Retina adalah lapisan mata yang paling peka terhadap cahaya, yang berfungsi sebagai penerima cahaya yang masuk melalui lensa mata dan kemudian mengirimkan ke otak melalui saraf optik, ketika mata dilihat lebih dalam menggunakan ophthalmoscope ataupun menggunakan kamera fundus akan terlihat bagian retina seperti Gambar 2.
Gambar 2 Citra Retina Mata
2.4. Proses Identifikasi Retina
Proses identifikasi retina ini dibagi menjadi dua tahap utama, yang pertama adalah pra pengolahan (pre-processing) dan yang kedua adalah proses identifikasi menggunakan jaringan saraf tiruan (neural network) hopfield diskrit.
Secara keseluruhan skema proses identifikasi retina ini seperti pada gambar 3.
Gambar 3 Blok System
1. Pre-pengolahan
Proses pra-pengolahan adalah langkah pengolahan citra untuk menonjolkan karakter citra yang ingin diekstraksi. Sub-proses nya seperti sebagai berikut :
a. Proses Resize
Pada proses resize ini data yang sudah diambil sebelumnya yang didapat dari internet secara offline dilakukan resize sesuai ukuran yang diinginkan, dan pada penelitian ini adalah melakukan resize dengan ukuran 20x20 pixel.
Gambar 4 Citra Retina 20x20 pixel
b. Proses grayscale
Pada proses ini, citra retina hasil resize sebelum dilakukan deteksi tepi dilakukan proses menyederhanakan pixel citra dengan merubah citra retina itu menjadi grayscale. Contoh hasil proses grayscale seperti Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5 Citra Retina Grayscale
Alur proses grey scale itu sendiri adalah sebagai berikut :
c. Proses deteksi tepi dengan sobel
Pada tahap ini, bisa dibilang tahap inti dari pra-proses pengenalan retina itu sendiri. Karena pada tahap deteksi tepi dengan metode sobel ini nanti yang dapat menunjukkan ciri-ciri dari retina tersebut. Dari proses ini juga akan tampak perbedaan pembuluh retina dari masing-masing retina dengan garis[1]garis ciri yang berbeda-beda. Contoh hasil deteksi tepi dari citra retina tersebut yaitu seperti ditunjukkan pada Gambar 6 di bawah ini.
Gambar 6 Deteksi Tepi dengan Metode Sobel
d. Proses Menjadikan ke citra biner.
Kemudian untuk tahap pra-proses yang terakhir adalah memproses hasil deteksi sobel tadi menjadi citra berupa biner. Karena dengan citra biner ini nanti akan semakin tampak perbedaan ciri antar tepi dari pembuluh darah retina itu. Contoh hasil binerisasi dari citra retina tersebut adalah seperti Gambar 7 dibawah ini
Gambar 7 Citra Hasil Binerisasi
2. Pengenalan Citra Retina dengan Jaringan Saraf Tiruan Hopfield Diskrit
Pada tahap ini, dilakukan beberapa proses untuk mengenali atau mengidentifikasi citra retina, yaitu diantaranya adalah proses pelatihan jaringan, proses identifikasi dengan jaringan hopfield, dan algoritma identifikasi dengan hamming distance.
a. Proses Pelatihan Jaringan
Dalam melakukan pengenalan citra, tentunya harus mempunyai dulu data latih. Data latih yang digunakan dalam sistem adalah citra retina yang awalnya berbentuk RBG dirubah menjadi ke bentuk citra biner. Yang mana citra biner itu pola nya dalam bentuk 0 dan 1 saja. Pola itu didapat dari proses binerisasi citra retina.
b. Proses Identifikasi dengan Jaringan Hopfield
Proses identifikasi sebelumnya sama seperti proses untuk menghasilkan data latih, yaitu citra retina dirubah menjadi jadi pola biner. Setelah itu diproses citra biner itu dengan jaringan saraf tiruan hopfield, selanjutnya akan dihitung juga kedekatan antar pola input dengan pola pada data latih menggunakan hamming distance.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
· Pengolahan citra sangat dibutuhkan untuk melakukan suatu identifikasi.
· Kemampuan jaringan saraf tiruan Hopfield yang diterapkan pada perangkat lunak pengenalan citra digital retina bisa digunakan untuk melakukan pengenalan atau identifikasi.
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Broto Poernomo, Y. M. (2013). Pengolahan Citra Digital Untuk Pengenalan Retina Dengan Jaringan Saraf Tiruan Hopefield Diskrit. Jurnal Ilmia Teknologi dan Informasi ASIA.
2. Munir, R. (2019). Interpretasi dan Pengolahan Citra. In Pengantar Pengolahan Citra.
Komentar
Posting Komentar